Thursday, March 28, 2013

Kidung Terakhir



Malam ini, jiwaku terkurung kebenaran. Tiada tempat bagi sejatiku tuk berhembus, menorehkan gelap pada purnama terang. Tak seperti malam-malam lalu di pembaringan, engkau layu menyentuhku. Baktiku yang tak penuh, di bawah langitmu aku terjatuh..

Ah, hendak kemana lagi kuserahkan pada pangkuan. Tiada pintu yang terbuka di balik hujan. Mengapa masih ada yang riang bercengkrama meski di bawah dinginnya kabut? tidakkah mereka merasa gelapnya tiba, sejenak saja mengubur suara?

Mungkinkah aku lupa dengan sayap-sayap yang dulu perkasa, menghujani isyarat tanpa berkata? 
Mungkinkah aku lupa dengan lagu sebelum fajar, meski  iramanya masih terekam di dada?




1 comment:

  1. dan mungkin juga kita terlupa
    pada satu janji yang telah dilafazkan
    kerna tertawannya hati
    pada keindahan remaja dunia
    padahal hakikatnya ia si nenek tua
    nyatanya alam hayalan ini terlalu indah...

    ReplyDelete

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search